book because it has changed many things in me and I hope that this book and the author’s teachings will definitely bring great changes in your life too. Saya masih ingat sekali menggunakan kutipan itu untuk caption instagram saya waktu posting foto Nanny's Pavillon. Selain sebagai seorang penulis, Haemin Sunim merupakan seorang biksu Buddha yang mengajar meditasi Zen. Lulusan prodi Pemuliaan Tanaman Universitas Padjadjaran, Dipi lalu melanjutkan studi ke magister konsentrasi Pemasaran, namun pekerjaannya justru banyak berada di bidang edukasi, di antaranya guru di Sekolah Tunas Unggul, sekolah kandidat untuk International Baccalaureate (IB), dan kepala bagian Kemahasiswaan di Universitas Indonesia Membangun.

Love for Imperfect Things - Terebess Love for Imperfect Things - Terebess

Like the empty sky, which allows clouds, lightning, and rain; like silence, which becomes the background to all music and sound; like a mirror, which reflects everything in the world as it is; like a loving mother, who always watches her child, the enlightened mind exists to everyone at all times, including right now.What distresses us is less the circumstances we find ourselves in and more the energy we expend in resisting them. When not traveling to share his teachings, Haemin Sunim lives in Seoul, where he founded the School of Broken Hearts, a nonprofit that offers group counseling and meditation for people experiencing challenges in life. Some of our partners may process your data as a part of their legitimate business interest without asking for consent. When it comes to our children, spouse, relatives, and friends, we can love them, pray for them, show them interest, but we cannot control them, even when we have good intentions, since their happiness ultimately depends on themselves. Sebab, dimulai ketika anda merawat diri sendiri, kemudian dunia akan mulai menganggap anda layak untuk diperhatikan.

Love for Imperfect Things: Cara Cintai Review Buku Love for Imperfect Things: Cara Cintai

Maka itu, Haemin mencari ilmu hingga ke United States of America untuk menempuh pendidikan di berbagai universitas ternama, yakni UC Berkeley, Harvard, and Princeton. Dan karena buku ini khusus membahas tentang berbagai ''ketidaksempurnaan" hidup manusia dan perasaan-perasaan yang menyelimutinya, maka buku ini menurut saya agak segmented karena akan lakan lebih mengena untuk pembaca yang berada di di situasi yang sama. Do not think of yourself as a crescent moon, waiting for someone else to fill in the missing part of you.Inspirasi utama dari buku ini adalah sejumlah kisah yang dibagikan kepada dirinya, ketika ia mengadakan kuliah umum. He is the founder of the School of Broken Hearts, a healing center for people who are struggling with love and relationships. Namun, berbeda dengan buku sebelumnya yang mengajak pembacanya untuk mencapai mindfulness dan beristirahat di dunia yang sibuk, buku ini berisi pengajaran tentang cara mencintai diri kita sendiri, orang lain, dan keadaan di sekitar, dengan menerima segala kekurangan dan ketidaksempurnaan.

Love for Imperfect Things: How to Accept Yourself in a World Love for Imperfect Things: How to Accept Yourself in a World

Layaknya buku The Things You Can Only See When You Slow Down, buku Love for Imperfect Things merupakan buku yang dikategorikan sebagai buku penolong diri, yang memuat kebijaksanaan spiritualitas. Because our lives are far too precious to be spent in ridicule and hatred of what doesnt appeal to us, of what we do not understand.Love for Imperfect Things merupakan buku yang membahas tentang cinta, yang ditulis oleh biksu populer yang mengajar Zen, sekaligus penulis salah satu buku dengan penjualan terbaik “The Things You Can Only See When You Slow Down”, Haemin Sunim.